Sunday, May 1, 2016

Karakter Pelaku Entrepreneure adalah Manusia Super

Entrepreneur dalam dunia bisnis telah banyak dijadikan pilihan bagi sebagian besar pelaku bisnis. Entrepreneur telah dianggap memiliki kemampuan untuk mandiri dan berhasil, dan bahkan memberikan peluang kerja bagi orang lain. Dengan berentrepreneur, tidak saja memungkinkan orang dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan, namun di samping itu juga, berentrepreneur akan mendapatkan kebebasan keuangan dan waktu yang cukup untuk melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai bersama teman-teman dan keluarganya.

Mengapa seorang entrepreneur dapat lebih tangguh dari yang lain? Kuncinya adalah pada etos bisnis, yaitu keyakinan yang kuat dan mendalam mengenai nilai penting dari bisnis yang ditekuninya. Seseorang dengan keyakinan bahwa bisnisnya itu bermakna penuh bagi hidupnya, maka ia akan berjuang lebih keras untuk berhasil. Berbeda dengan seseorang yang menganggap bisnisnya sebagai alternatif mencari uang, bila menemui kesulitan, akan dengan cepat meninggalkannya untuk mencari alternatif baru yang diharapkan lebih mudah. 

Seorang pelaku bisnis sejati “tidak takut melarat” untuk sementara, karena ia yakin melalui usahanya ia akan menjadi “kaya” di belakang hari. Karena itu, seorang pelaku bisnis selalu memiliki kesediaan untuk menunda kesenangan sementara, demi kebahagiaan yang lebih besar. Penundaan kesenangan (deference of gratification) adalah selaras dengan sikap hidup hemat dan tidak konsumtif.

Ada karakter-karakter yang paling dibutuhkan untuk mendukung munculnya seorang wirausaha yang berpeluang sukses tersebut, yaitu:
  1. Daya gerak (drive), seperti inisitaif, semangat, tanggung-jawab, ketekunan dan kesehatan.
  2. Kemampuan berpikir (thinking ability), seperti gagasan asli, kreatif, kritis dan analitis.
  3. Kemampuan membina relasi (competency in human relation), seperti mudah bergaul (sociability), mempunyai tingkat emosi yang stabil (EQ tinggi), ramah, suka membantu (cheer fullness), kerja sama, penuh pertimbangan (consideration), dan bijaksana (tactfulness).
  4. Mampu menyampaikan gagasannya (communication skills), seperti terbuka dan dapat menyampaikan pesan secara lisan (bicara) atau tulisan (memo).
  5. Keahlian khusus (technical knowledge), seperti menguasai proses

Apakah kunci sukses dari para wirausahawan itu? Inilah tabir rahasianya yang terdiri dari tiga unsur utama, yaitu:
  1. Motivasi, yaitu keinginan menjadi sosok yang berguna bagi masyarakat melalui prestasi kerja sebagai wirausaha.
  2. Pengetahuan, yaitu keinginan belajar terus agar tidak menjadi usang dalam perubahan situasi persaingan usaha.
  3. Menjalani, yaitu keinginan berhasil yang didukung dengan perencanaan matang yang dipersiapkan secara realistis sesuai dengan kebutuhan menghadapi persaingan dan kemampuan melaksanakannya

Dari karakter-karakter dan faktor-faktor kunci keberhasilan seseorang menjadi wirausahawan, telah melahirkan pemimpin-pemimpin bisnis yang berkepribadian tinggi. Tipe-tipe kepribadian pebisnis yang dapat dijadikan bahan kajian, antara lain:

  1. The Improver, yaitu pemimpin yang memiliki kepribadian dalam menjalankan organisasi dengan menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki. Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan roda organisasi, dan mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi. Namun, pemimpin seperti ini terkadang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis terhadap bawahannya.
  2. The Advisor, yaitu pemimpin yang bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu bawahannya adalah benar dan para pemimpin harus melakukan apa saja untuk menyenangkan bawahannya. Namun, yang harus diwaspadai, seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan organisasi saja, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan pribadinya.
  3. The Superstar, yaitu pemimpin yang dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari Sang Superstar. Pemimpin dengan kepribadian seperti ini biasanya membangun organisasi mereka dengan personal brand mereka sendiri. Kelemahan tipe pemimpin seperti ini ialah bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics.
  4. The Artist, yaitu kepribadian pemimpin yang senang menyendiri tapi memiliki kreativitas yang tinggi. Mereka biasanya sering kali ditemukan di bisnis yang membutuhkan kreativitas seperti pada organisasi agen periklanan, web design, dan lainnya. Kelemahan tipe ini ialah bisa jadi terlalu sensitif terhadap respon pelanggan, walaupun kritik dari mereka bersifat membangun.

Sekarang kita melihat, sejak kecil anak-anak dididik dengan pengarahan untuk memiliki tujuan yang jelas untuk diharapkan menjadi apa nantinya. Ada investasi dan perhatian yang diberikan, sampai anak-anak tersebut semua menjadi “orang” sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Konsepnya adalah pola pertanian atau industri yang diarahkan, dibimbing dan disemangati, sehingga berkembang sehat menjadi sesuatu yang direncanakan. Tentunya dengan menanam bibit yang tepat pada lahan yang sesuai dan pemupukan dan penyiraman yang baik.

Namun, sayangnya pengarahan itu seringkali berupa profesi yang umumnya dianggap memberikan jaminan (security), bukan sesuatu yang menjanjikan kesempatan atau peluang (opportunity). Sehingga tujuan hidup menjadi pegawai atau profesional seperti pegawai negeri, dokter, pilot, insinyur, pengacara dslb menjadi seolah tuntutan dan kebanggaan orang tua, yang hanya melahirkan generasi ’security seeker’! Tidak heranlah apabila kenyataannya hanya kurang dari satu persen saja dari masyarakat Indonesia yang konon berkeinginan menjadi wirausahawan, atau pencari peluang (opportunity seeker). Pertanyaannya mengapa tidak mengarahkan anak-anak menjadi wirausahawan atau pemilik Rumah Sakit dan mempekerjakan banyak dokter?, atau wirausahawan Real Estate yang mempekerjakan banyak arsitek? atau bahkan wirausahawan Pesawat Terbang atau pelayanan penerbangan misalnya? Yang tentu saja akan memerlukan banyak tenaga pilot/penerbang. Karena itulah, pengembangan jiwa wirausaha menjadi sesuatu yang masih merupakan tantangan kedepan. Negara kita masih memerlukan banyak wirausahawan untuk mengembangkan sumber daya alam yang kini banyak dieksploitasi wirausahawan asing dan sumber daya manusia, yang kini terpuruk dengan gelombang pengangguran yang tinggi. 

Kita melihat instant sukses yang diperagakan oleh program Indonesian Idol atau Akademi Fantasi Indosiar (AFI). Dengan mengikuti program pengembangan jiwa wirausaha, berkemungkinan besar Anda bisa menjadi wirausahawan instant yang berpeluang sukses di masa depan. Tentulah tidak semua orang bisa mengikuti program instant tersebut, karena itulah harus melalui saringan seleksi dari sekian juta orang pesaingnya. Yang beruntung adalah mereka yang lebih siap dari pesaingnya yang tersisih lebih awal. Bedanya untuk memenangkan Indonesia IDOL dan AFI akan lebih mudah apabila didukung oleh bakat alami yang disertai latihan dan upaya pengembangan. Sementara untuk menjadi wirausahawan tidak diperlukan bakat apapun, kecuali kemauan dan kerjakeras pantang menyerah. Kegiatan semacam ini sangat memicu keinginan untuk berhasil, memompa semangat.

No comments:

Post a Comment